Ledakan sangat kuat yang diyakini sebagai ledakan gas merusak sebuah gedung kantor di pusat kota
Praha pada 29 April 2013, tepat 11 tahun lalu. Ledakan tersebut menyebabkan setidaknya 35 orang
terluka dan menimbulkan kepanikan di distrik wisata Kota Tua di negara tersebut.
Ledakan gas tersebut merusak jendela-jendela di area yang dikelilingi dengan pemandangan indah dengan jalan-jalan menawan dan bangunan-bangunan cantik dan menyebabkan pecahan kaca berterbangan ke sekitarnya, seperti dilansir dari AP, Senin (29/4/2024).
Otoritas menutup area yang luas di sekitar lokasi dan beberapa wisatawan terdampar di sudut-sudut jalan, karena tidak bisa masuk ke hotel mereka sembari membawa kereta dorong yang penuh dengan barang bawaan mereka.
Otoritas juga mengatakan bahwa dua atau tiga orang masih diyakini hilang, tetapi anjing pelacak yang mencari di tumpukan puing-puing tidak menunjukkan bahwa ada orang yang terkubur dan perdana menteri mengatakan tidak ada yang meninggal dunia.
Seorang kameraman AP yang sedang merekam saat ledakan mengatakan bahwa dampak fisiknya bisa dirasakan di Jembatan Charles abad ke-15 yang terkenal di atas Sungai Vltava, yang dipadati wisatawan pada saat itu.
Ledakan terjadi di Jalan Divaldeni sekitar 10 pagi waktu setempat, di salah satu dari sejumlah bangunan bata berlantai yang beberapa berasal dari sekitar satu abad lalu.
Jalanan tersebut ditutupi oleh puing-puing dan polisi pun mengevakuasi orang-orang dari bangunan-bangunan tersebut.
“Ini benar-benar ledakan besar, hampir seperti suatu serangan udara atau ledakan bom,” kata Perdana Menteri Petr Necas setelah mengunjungi lokasi kejadian.
“Jadi, jika kami benar-benar membuktikan apa yang kami pikirkan sekarang, bahwa tidak ada korban jiwa, kami sangat beruntung,” tambahnya.
Sementara itu Wali Kota Praha, Bohuslav Svoboda, menolak kemungkinan serangan teroris, mengatakan ledakan tersebut merupakan ledakan gas.
Praha merupakan ibu kota pariwisata utama, dikunjungi tiap tahunnya oleh sejumlah besar pelajar, backpacker, dan wisatawan dari seluruh dunia. Pada tahun 2012, total 5,4 juta orang datang ke Praha, dengan sebagian besar dari luar negeri, seperti Jerman, Rusia, dan juga Amerika Serikat.
Pejabat memperkirakan ada sekitar 40 orang terluka, tetapi Zdenek Schwarz, kepala layanan penyelamatan di Praha kemudian mengurangi jumlah itu menjadi 35 orang. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa 30 dari yang terluka dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, dua di antaranya memiliki luka yang serius.